Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bertumbuh dan Semakin Berhikmat


“Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia”,  “Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur”. (1 Samuel 2:26 & 3:19) 

                Hidup yang ideal adalah hidup yang bertumbuh. Bertumbuh dalam hal mengenal Allah dan mengerti kehendak-Nya di dalam kehidupan kita. Tentunya, setiap orang berharap agar hidup yang dijalani ini dipenuhi dengan hal-hal yang baik. Semua orang ingin supaya apa yang dikerjakan berhasil, rencananya berjalan, proyeknya sukses, kebutuhan keluarganya tercukupkan dan dapat menikmati semua yang sudah dicapai. Tetapi, sebagai orang Kristen yang percaya kepada Kristus; sesungguhnya semua hal tersebut tidaklah lebih penting jika dibandingkan dengan hidup yang berkenan dihadapan Allah. Apakah anda  sebagai anak Tuhan, rela jika anda memiliki semua yang disebutkan di atas tetapi Allah tidak berkenan atasnya? Tentu tidak. Sebab kita berharap agar apa yang kita miliki hari ini, adalah karena perkenanan Allah.

                Perkenanan Allah atas hidup kita sesungguhnya ialah proses pertumbuhan. Artinya; Allah mau agar hidup kita terus mengalami proses bertumbuh. Tentang bertumbuh ini, seringkali orang mengira bahwa jikalau kita hari ini sudah mencapai sebuah keberhasilan dalam pekerjaan, usaha dan pelayanan, atau kita sudah sampai dititik tertentu kesuksesan kita, maka kita sudah bertumbuh. Orang kerapkali menghubungkan hidup yang bertumbuh dengan kesuksesan. Hal tersebut adalah salah. Kenapa? Untuk menemukan jawabannya, marilah kita melihat apa yang Tuhan katakan tentang hidup yang bertumbuh.

                Berdasarkan nas yang saya kutip di atas, maka Samuel adalah salah satu orang yang pantas untuk kita pelajari dalam hal hidup yang bertumbuh. Sejak ia dari kandungan, Ibunya Hana sudah mempersembahkan anak tersebut kepada Allah. Ketika ia lahir dan menjadi besar, Samuel juga telah hidup untuk Tuhan dan dipersembahkan kepada Tuhan. Ia dibimbing langsung oleh Imam Eli di Silo. Kehidupan Samuel sebagai seorang anak kecil dan kemudian menjadi seorang pemuda, tentu penuh dengan gejolak. Ia bukan tanpa pikiran dan keinginan, juga ia bukan seorang yang mati rasa. Jika kita ingin jujur dan menyelami perasaannya, tentu Samuel pernah berpikir tentang nikmatnya hidup bebas seperti teman-teman sebayanya. Kenyamanan duniawi tentu menjadi godaan bagi Samuel muda. Tetapi berdasarkan catatan 1 Samuel, kita melihat bahwa Samuel berhasil hidup sebagai orang yang dipersiapkan menjadi seorang imam. Dia tidak mengikuti perasaan dan keinginannya semata-mata, melainkan mengarahkan dirinya kepada kehendak Allah dan taat kepada imam Eli.

                Orang yang bertumbuh adalah orang yang siap dengan proses. Sesungguhnya di sini kita melihat akan adanya dua tahapan yang saling terikat. Yakni orang yang bertumbuh adalah orang yang diproses untuk bertumbuh. Dari bertumbuh kepada bertumbuh! Ditengah-tengahnya adalah proses. Proses ini kerapkali terjadi dengan cara yang tidak sesusai dengan pikiran kita apda umumnya. Jikalau anda mengira bahwa anda dapat bertumbuh untuk mengenal Allah dan berhikmat melalui cara yang enak, maka anda salah. Cara Tuhan memproses anda agar bertumbuh adalah melalui cara yang tidak enak.

                Allah tidak pernah membentuk umat-Nya dengan cara yang enak! Allah juga tidak pernah mendidik umat-Nya dengan cara yang sesuai dengan pikiran mereka. Sebab jikalau demikian, maka Allah menjadi tidak berhak atas anda dan saya, dan anda sedang berusaha mengurung Allah dengan cara anda. Lagipula, jikalau kita mau jujur terhadap Alkitab, sesungguhnya kita tidak pernah melihat di dalam sejarah perjalanan bangsa Israel, Allah mendidik mereka dengan cara yang nikmat-nikmat. Justru Allah menghajar mereka sedemikian beratnya, sampai-sampai mereka seringkali merasa sepertinya Allah telah meninggalkan mereka.

                Demikianlah cara Tuhan memproses umat-Nya agar bertumbuh, yakni melalui penderitaan. Tujuan dari semua itu adalah agar kita sebagai umat-Nya sadar akan kelemahan kita, bahwa kita tidak berdaya lalu kemudian kita datang tersungkur dikaki-Nya dan berseru, untuk memohon pertolongan pada-Nya. Sekarang mari kita melanjutkan pembahasan kita mengenai bertumbuh. Jikalau kita sebagai orang percaya dipanggil untuk bertumbuh dalam kehidupan ini, maka bertumbuh dalam hal apakah?

Semua proses yang sudah kita bahas sebelumnya, apakah tujuan dari proses tersebut? Jawabannya ialah bertumbuh dalam hal hikmat. Allah mau agar kita menjadi orang Kristen yang bertumbuh agar semakin berhikmat. Berhikmat itu sendiri berasal dari kata hikmat, yang memiliki arti sebagai berikut: “kebijakan, kearifan”. Di dalam Alkitab, hikmat sering dihubungkan dengan perihal mengambil keputusan. Dan mengambil keputusan itu sendiri, selalu dituntut atas kita pada saat kita melakukan tanggung jawab. Jadi, di sini kita melihat ada tiga unsur yakni: hikmat, keputusan dan tanggung jawab.

                Hikmat sangat kita butuhkan dalam kehidupan ini. Anda harus bijaksana di dalam mengambil keputusan apapun di dalam tanggung jawab anda hari ini. Apakah pekerjaan anda? Apakah anda seorang pekerja, karyawan, seorang mahasiswa dan pelajar, seorang ibu rumah tangga, seorang bisnismen dan pengusaha, atau mungkin hari ini anda adalah seorang pelayan Tuhan, pendeta atau penginjil, atau mungkin anda seorang guru di sekolah dan sekolah minggu, satu hal yang anda tidak bisa pungkiri yakni: anda memerlukan kebijaksanaan di saat mengambil keputusan apapun.

                Hari ini begitu banyak manusia yang hidup di dunia ini, telah salah dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. Hendaklah orang Kristen jangan terjebak dengan kenyataan ini, melainkan dengan arif di dalam mengambil sebuah keputusan. Agar tanggung jawab anda dapat terlaksana dengan baik. Lagipula, tiada keberhasilan tanpa anda melewati proses. Proses bertumbuh di dalam berhikmat, tidaklah instan. Anda harus siap melewati lembah yang sulit, tantangan dan masalah dalam kehidupan ini. Dengan cara demikian maka anda akan belajar banyak hal dari semua kenyataan tersebut.

                Hidup orang yang bertumbuh di dalam hikmat, orang tersebut akan disukai dihadapan Allah dan dihadapan manusia. Mari kita melihat cuplikan kehidupan Samuel, “Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia” (1 Sam 2:26). Samuel yang muda telah menjadi manusia yang berkenan dihadapan Allah dan disukai oleh manusia. Tentu manusia  di sini bukan berarti Samuel menyenangkan hati manusia pada umumnya, dalam arti manusia yang tidak mengenal Allah. Tetapi, Samuel yang taat kepada Allah akhirnya hidupnya menjadi berkat bagi orang-orang disekelilingnya, kemudian orang-orang tersebut memuliakan Allah melalui hidup Samuel.

                Bagaimana dengan anda hari ini? Apakah anda yakin bahwa hidup anda hari ini berkenan dihadapan Allah? Serta apakah hidup anda menjadi berkat bagi orang lain? Semua jawabannya tersebut hanya dapat anda jawab jikalau anda hari ini mau diproses oleh Allah melalui hal yang sulit agar bertumbuh dan menjadi berhikmat. Kita tidak bisa berharap menjadi orang yang besar dan dipakai oleh Tuhan, jikalau kita tidak siap dengan prosesnya Tuhan.

                Mulai hari ini, marilah kita menjadi orang yang bertumbuh dalam hikmat. Agar hidup kita menjadi hidup yang berarti dan menjadi berkat bagi orang lain. Amin. Haleluya.

Baca juga:

Renungan Tentang Arti Kelahiran

Tinggi dan Rendah

Ucapan Syukur dan Doa

Posting Komentar untuk "Bertumbuh dan Semakin Berhikmat"