Kematian adalah Sebuah Kebahagiaan
Pada umumnya orang berpikir bahwa
kehidupan di dunia ini, merupakan hal yang membahagiakan. Ya, tentu saja saya
setuju akan hal itu. Namun hidup tidak akan lengkap tanpa ada kematian. Kenapa?
Karena jika ada kelahiran di dunia ini, maka pasti juga ada kematian. Tentang kelahiran anda dapat membaca tulisan saya yang berjudul "Renungan Tentang Arti Kelahiran". Kelahiran dan kematian merupakan
dua kata yang sekawan dan dua kenyataan yang saling melengkapi. Jika demikian, bagi
kita sebagai orang percaya sesungguhnya kematian adalah sebuah kebahagiaan.
Namun, jika kita melihat kepada kenyataan yang ada, manusia lebih cenderung
takut terhadap kematian, semua orang begitu kuatir ketika mendengar istilah
kematian. Memang, kenyataan ini juga tidak mungkin kita tiadakan sebagai
manusia yang telah jatuh dalam dosa. Sebagai insan yang lemah, tentu kita takut
akan kematian. Namun ada hal yang istimewa di dalam hidup orang yang percaya
kepada Kristus yang membuat ia berbeda dari hidup orang yang sama sekali tidak
percaya kepada Kristus. Mari kita melihat lebih jauh perihal perbedaan
tersebut.
Kematian sudah dibicarakan dari
sejak awal kitab Kejadian, ketika Adam melanggar perintah Allah, maka hukuman
yang menimpa manusia adalah kematian. Memang ditinjau secara teologis hal itu
adalah kematian rohani dimana kita terpisah dengan Allah. Namun kematian fisik
mengikutinya juga. Ini memiliki makna yang tidak bisa dilepaskan. Kita bisa
mengerti kematian rohani jika kita secara fisik melihat kematian jasmani. Jadi,
kematian sesungguhnya ada karena dosa - tentu ini tidak lepas dari kedaulatan
Allah yang mutlak. Upah dosa ialah maut. Setelah ini semua, maka seluruh
manusia pasti mati dan tidak akan pernah bisa hidup selama-lamanya di dunia
ini. Oleh karena dosa inilah, sehingga manusia di dalam hatinya memiliki
ketakutan untuk menghadapi kematian itu sendiri. Namun, karena Kristus,
kematian bagi kita adalah kebahagiaan. Kebahagiaan apakah? Mari kita melihat
dua kebahagiaan yang kita terima jika kematian datang menjemput anda dan saya
sebagai umat Allah.
1.
Terlepas
dari Dunia ini (Roma 8:22-23)
Selama
manusia hidup, semua berada di dalam keterbatasan serta terikat oleh dosa. Kematian
Kristus membuat kita sebagai umat-Nya terlepas dari dosa dan kuasanya, serta
akibatnya yakni; maut. Dengan itu, dosa tidak berkuasa atas hidup kita, namun
sebagai manusia baru yang telah menerima Roh Kudus, kita masih harus terus
Tuhan didik dan hajar melalui penderitaan, masalah, beban, tanggung jawab dan
keinginan diri sendiri. Semua hal yang saya sebutkan di atas adalah saranan
agar Tuhan dapat membentuk kehidupan kita.
Semua
yang ada di dunia ini masih terus berjuang menggoda kita dan terkadang kita
terjatuh dan bangun kembali. Paulus berkata :
“Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan
sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang
telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil
menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita “(Rom
8:22-23). Ini merupakan pengakuan Paulus bahwa kehidupan di dunia ini tidak
luput dari “pengeluhan”, “sakit bersalin”, yang merupakan arti dari penderitaan
jasmaniah kita didunia ini. Namun, justru kematian merupakan pintu bagi
kelepasan itu semua.
Sampai disini bukan berarti kita menilai nihil kehidupan dunia ini. Jusrtu Paulus mengakui bahwa hidup adalah Kristus. Namun yang menjadi puncak kehidupan yang sesungguhnya adalah setelah kematian kita, sebab ada kehidupan sesudah itu. Itulah yang Paulus katakan sebagai yang kita harapkan yakni pembebasan tubuh kita. Tubuh kita ini adalah kemah dibumi, namun kelak pada saat kita meninggalkan dunia ini dan mengenakan kemah sorgawi, maka tiada lagi penderitaan yang kita alami seperti yang kita alami pada saat masih didunia sekarang ini. Ini merupakan berkat yang besar dari Tuhan atas kehidupan umat-Nya. Oleh karena itu, ini merupakan kebahagiaan.
2.
Masuk
kedalam Hidup Kekal bersama Kristus (Filipi 1:21, 2Kor 5:8)
“Karena
bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”(Flp 1:21). “Tetapi hati
kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada
Tuhan”(2 Kor 5:8).
Mengapakah
Paulus begitu rindu dan berbahagia sekali setiap kali ia berbicara mengenai kematian?
Tentu jawabanya adalah karena ia dapat berjumpa dengan Kristus. Hidup bersama
dengan Kristus. Berjumpa muka dengan muka dengan Ia. Saya mengajak anda untuk
merenungkan, betapa indah dan bahagianya kita ketika suatu saat kita dapat
melihat Ia yang adalah Tuhan dan Juruselamat kita. Menikmati perjumpaan dengan
Dia dan menyembah-Nya! Sungguh ini adalah kebahagiaan yang tak dapat kita
bayangkan.
Jika demikian, makna
kematian bagi kita adalah jalan perjumpaan dengan Kristus dalam kehidupan
kekal. Bukan penghakiman kebinasaan, bukan! Melainkan penerimaan hidup kekal,
karena untuk itu semualah Kristus mati di kayu salib bagi anda dan saya. Dia yang adalah Tuhan dan Juruselamat, telah menyediakan tempat bagi anda dan saya, agar tiba pada waktunya nanti kita dapat berjumpa dengan Dia di kerajaan-Nya.
Inilah kebahagiaan yang sempurna. Mengapa sempurna? Karena dunia selalu mencari kebahagiaan dan berusaha menciptakan kebahagiaan. Namun kebahagiaan sejati tak kunjung juga mereka temui. Bersyukurlah anda, sebab dengan anda percaya kepada Kristus maka anda adalah orang yang paling berbahagia didunia ini. Bahkan kebahagiaan yang sekarang kita miliki sebagai orang percaya belumlah sempurna, namun nanti, dikerajaan-Nya yang kekal baru kita akan menikmati kebahagiaan yang sempurna. Mungkin ini yang dimaksud dengan “sudah tapi belum”, dan jalannya adalah melalui kematian. Kini kematian bagi kita merupakan kebahagiaan, karena itu adalah kelepasan bagi kita dari dunia sementara ini dan jalan untuk perjumpaan dengan Allah dikerajaan sorga. Amin, Tuhan Yesus memberkati!
Posting Komentar untuk "Kematian adalah Sebuah Kebahagiaan"